Kekerasan Fisik Anak SMP di Balikpapan: Peran Orang Tua dan Perlindungan Anak dalam Sorotan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim

Posted by : mira October 21, 2023

agendakaltimnews.com – Beberapa waktu lalu, dunia media sosial dihebohkan oleh insiden penyalahgunaan fisik oleh beberapa siswa SMP di Kota Balikpapan. Masyarakat telah menyerukan kepada sekolah dan pihak terkait untuk menginvestigasi kasus ini dan memberikan sanksi yang tegas kepada para pelaku.

Tidak hanya masyarakat, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati, juga turut mengomentari peristiwa ini dan menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh anak-anak di bawah umur yang seharusnya sedang dalam proses pendidikan yang baik.

Menurut Puji, ia merasa kesal dengan kejadian tersebut dan mengatakan bahwa peran orang tua dalam pengawasan anak sangat penting dan harus dilakukan secara komprehensif.

“Pertama, saya merasa prihatin. Saya menyalahkan orang tua, mengapa? Karena orang tua seharusnya memahami dan mengetahui dengan baik perilaku anak-anak mereka. Selain itu, anak-anak tidak boleh diberikan fasilitas yang melebihi usia mereka,” ucap Puji saat menghadiri Rapat Paripurna Ke-37 DPRD Kaltim pada Selasa, 3 Oktober 2023.

Puji meminta kepada orang tua sebagai wali di rumah untuk mengambil peran dalam mendidik anak-anak mereka agar dapat memberikan pelajaran tentang etika dan perilaku yang baik. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab ini tidak boleh sepenuhnya ditumpahkan kepada guru, karena guru juga memiliki banyak murid yang harus diawasi dalam waktu yang terbatas.

“Ibu dan bapak harus aktif mengawasi perkembangan anak. Walaupun kesibukan orang tua, mereka harus tetap memperhatikan perkembangan anak,” tambahnya.

Menurut legislator dari Partai Demokrat ini, 80 persen dari perkembangan anak ada pada peran orang tua. Ibu dianggap sebagai madrasah utama bagi anak-anak. Oleh karena itu, ia berencana untuk menekankan pentingnya penguatan keluarga dalam kegiatan reses ke depan.

Puji juga menekankan pentingnya berkomunikasi dengan anak-anak. Ia menyarankan agar anak-anak tidak diperlakukan sebagai objek yang harus dipatuhi, tetapi sebagai teman dengan siapa orang tua dapat berbagi cerita.

Terkait perlindungan anak, Puji mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada sistem peradilan anak yang bersifat persuasif, bukan sebagai hukuman, melainkan sebagai upaya pendidikan.

“Menurut saya, pendekatan ini harus diterapkan saat ini. Anak-anak saat ini lebih cepat berkembang dan matang daripada usia mereka, dan ini dipengaruhi oleh penggunaan gadget yang sangat berpengaruh bagi perkembangan mereka,” tandasnya. (adv)

 

RELATED POSTS
FOLLOW US