Agendakaltimnews.com-Dalam sebuah pertemuan yang diselenggarakan hari ini, Wakil Ketua Komisi IV DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) berbicara tentang permasalahan serius yang dihadapi oleh Sekolah Luar Biasa (SLB) di wilayah tersebut, yaitu kekurangan tenaga pendidik yang kompeten dan berkualifikasi. Wakil Ketua Komisi IV, Bapak/Ibu Puji Setyowati, mengungkapkan keprihatinannya terkait situasi ini dan menyuarakan dorongan untuk perguruan tinggi di daerah tersebut untuk membuka jurusan baru guna mengatasi kekurangan tersebut.
Dalam pidatonya, Bapak/Ibu Puji Setyowati menggarisbawahi pentingnya mendukung pendidikan inklusif bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. “Anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki hak yang sama untuk menerima pendidikan berkualitas, dan sebagai pemerintah, kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan hak tersebut terwujud,” kata Puji Setyowati.
Menurut data yang diperoleh oleh Komisi IV, kekurangan tenaga pendidik yang berkualifikasi di SLB telah berdampak negatif pada pendidikan anak-anak dengan kebutuhan khusus di wilayah tersebut. Hal ini menghambat perkembangan dan peluang masa depan mereka. Oleh karena itu, Komisi IV DPRD mengajak perguruan tinggi setempat untuk turut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak dengan kebutuhan khusus dengan membuka jurusan baru yang fokus pada pendidikan inklusif.
Bapak/Ibu Puji Setyowati juga menekankan bahwa dengan membuka jurusan baru, ini akan memberikan peluang bagi lulusan perguruan tinggi untuk menjadi tenaga pendidik yang kompeten di SLB. “Kami berharap perguruan tinggi di daerah ini akan merespons dengan membuka jurusan-jurusan baru yang berkaitan dengan pendidikan inklusif, dan menghasilkan lulusan yang siap untuk memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak dengan kebutuhan khusus,” tambah Puji Setyowati.
Pertemuan ini merupakan langkah awal untuk mengatasi permasalahan kurangnya tenaga pendidik di SLB, dan diharapkan akan mendorong kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan tinggi, dan stakeholder terkait dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus di wilayah tersebut.(adv)